نعم،
أما المسألة ما وجد مقتضاه في زمان النبي-صلى الله عليه و سلم- ولم يفعل
ففعله بدعة فلا شك في هذا. لأنه إذا وجد سببه في زمان النبي- صلى الله عليه
و سلم- ولم يفعله دل ذلك على أنه غير مشروع. إذ لو كان مشروعا لفعله
النبي- صلى الله عليه و سلم- ومن ذلك مثلا رفع اليدين في الدعاء في المواطن
التى ورد أن النبي-صلى الله عليه و سلم- دعا فيها ولم يرفع. المقتضي موجود
وهو طلب الاستجابة ولكن النبي-صلى الله عليه و سلم- لم يرفع يديه فرفع
اليدين في هذه المواطن بدعة.
Syaikh Dr Sulaiman ar Ruhaili mengatakan, “Amal ibadah yang di masa
hidupnya Nabi telah dijumpai faktor pendorong untuk melakukannya namun
ternyata Nabi tidak melakukannya maka melakukannya adalah bid’ah. Kaedah
ini tidaklah diragukan kebenarannya. Karena di masa hidup Nabi sudah
dijumpai sebab untuk melakukannya namun Nabi tidak melakukannya, hal ini
menunjukkan bahwa hal itu tidak dituntunkan karena andai saja itu
dituntunkan tentu saja Nabi akan melakukannya.
Contohnya adalah doa sambil angkat tangan dalam situasi yang terdapat
dalil yang menunjukkan bahwa Nabi ketika itu berdoa tanpa sambil angkat
tangan. Faktor pendorong untuk mengangkat tangan ketika itu sudah ada
yaitu keinginan agar doa yang dipanjatkan dikabulkan oleh Allah akan
tetapi ternyata Nabi tidak mengangkat tangannya saat itu. Mengangkat
tangan dalam kondisi ini hukumnya adalah bid’ah.
فمن
جاء يرفع يديه في صلاة الجمعة وهو يخطب أو يؤمن على دعاء الخطيب هذا نقول
هذه بدعة لأنه وجد سببها في زمان النبي-صلى الله عليه و سلم- ولم يفعله
Jika ada yang berdoa sambil mengangkat kedua tangannya saat
menyampaikan khutbah Jumat atau saat mengamini doa khatib, kita katakan
bahwa perbuatan ini hukumnya adalah bid’ah karena sebab untuk
melakukannya sudah dijumpai di masa Nabi namun Nabi sendiri tidak
melakukannya.
ولهذا من باب الفائدة:أقول: يقول أهل العلم الدعاء رفع اليدين في الدعاء له ثلاثة أحكام، سنة وبدعة ومستحب.
Oleh karena itu sebagai tambahan pengetahuan kami sampaikan bahwa
para ulama menjelaskan bahwa angkat tangan ketika berdoa itu memiliki
tiga status hukum, sunnah, bid’ah dan mustahab (dianjurkan).
أما
السنية فهي المواطن التي ثبث أن النبي- صلى الله عليه و سلم- رفع فيها.
فالرفع سنة، مجرد الرفع هذه العبادة، سنة تقتدي بالنبي- صلى الله عليه و
سلم- مثل ما في الاستسقاء مثلا.
Angkat tangan ketika berdoa hukumnya sunnah manakala dilakukan pada
sikon yang terdapat dalil yang menunjukkan bahwa Nabi mengangkat
tangannya sambil berdoa ketika itu. Dalam hal ini, mengangkat tangan
adalah sunnah Nabi. Mengangkat tangan dalam kondisi ini adalah ibadah.
Sejalan dengan sunnah manakala anda meneladani Nabi semisal angkat
tangan ketika doa untuk meminta hujan.
والبدعة
في المواطن التي ثبت أن النبي-صلى الله عليه و سلم- دعا ولم يرفع مثل
الدعاء في الجمعة ومثل الدعاء عند الطواف تجد أن بعض المسلمين يمشي ويطوف
حول الكعبة ويرفع يديه يدعو، هذا بدعة لأنه ثبت عن النبي-صلى الله عليه و
سلم- الدعاء ولم يثبت أنه رفع.
Mengangkat tangan dalam doa adalah bidah manakala dilakukan pada
kondisi tertentu yang Nabi ketika itu berdoa namun beliau tidak
mengangkat tangannya saat itu semisal doa dalam khutbah Jumat dan doa
saat tawaf. Kita jumpai sebagian kaum muslimin ketika berjalan
mengelilingi Ka’bah mereka berdoa sambil mengangkat kedua tangannya.
Perbuatan ini adalah bid’ah karena Nabi berdoa ketika melakukan tawaf
akan tetapi beliau tidak mengangkat tangannya.
ومستحب
في المواطن التي لم يثبت عن النبي- صلى الله عليه و سلم- أنه دعا فيها فإن
رفع اليدين في الدعاء مستحب لأنه ثبت أنه من أسباب الإجابة وفعل ما يقتضي
الإجابة مستحب، فيستحب للإنسان إذا دعا دعاء مطلقا أن يرفع يديه لأنها من
أسباب الإجابة.
Angkat tangan ketika berdoa adalah dianjurkan manakala dilakukan pada
situasi yang tidak terdapat dalil yang menunjukkan bahwa Nabi berdoa
ketika itu. Angkat tangan ketika berdoa adalah amalan yang dianjurkan
karena terdapat hadits sahih yang menjelaskan bahwa angkat tangan dalam
doa adalah salah satu sebab dikabulkannya doa dan melakukan hal yang
menyebabkan doa dikabulkan adalah suatu hal yang dianjurkan. Sehingga
dianjurkan bagi orang yang berdoa dengan doa mutlak [baca: doa masalah]
untuk mengangkat kedua tangannya karena hal tersebut adalah salah satu
sebab dikabulkannya doa.
كذا،
كل دعاء ثبت عن النبي-صلى الله عليه و سلم- ولم يثبت أنه رفع فالرفع بدعة.
وكل دعاء ثبت عن النبي-صلى الله عليه و سلم- أنه دعا ورفع فالرفع سنة كما
في الدعاء بعد رمي الجمر كما في الدعاء علي الصفا والمروة ونحو هذا
Demikianlah, semua doa yang sahih dari Nabi namun ketika itu beliau
tidak mengangkat tangannya maka mengangkat tangan saat itu hukumnya
adalah bid’ah.
Sebaliknya, semua doa yang riwayat yang sahih menunjukkan bahwa Nabi
berdoa ketika itu sambil mengangkat kedua tangannya maka mengangkat
tangan saat itu adalah sunnah Nabi semisal doa setelah melempar jumrah
[ula dan wustho, pent] dan doa saat berada di bukit Shafa dan Marwa
ketika melakukan sai”
[Penjelasan di atas disampaikan oleh Syaikh Sulaiman ar Ruhaili pada sesi tanya jawab dalam daurah beliau yang mengkaji kitab Qawaid Nuraniyyah karya Ibnu Taimiyyah.
Powered By Facebook a>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar